Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Rabu, 24 Juni 2009

Menang tanpa mengalahkan



Menang tanpa harus Mengalahkan

Disekitar kita saat ini banyak terjadi kompetisi politik. Namun yang disayangkan seringkali dalam kompetisi itu yang kalah tidak mau mengakui kekalahannya dan yang menangpun merasa congkak seakan hanya dialah yang paling berharga dengan menafikkan yang lain.
Akibatnya bisa diduga setiap kompetisi diakhiri saling protes dan kericuhan berkepanjangan, meski awalnya semua berjanji siap kalah dan siap menang.

Kompetisi atau persaingan sebenarnya bukan semata mencari yang menang dan kalah tetapi mencari sesuatu yang lebih baik bagi semuanya. Jika prinsip ini di anut maka kompetisi akan berlangsung sehat; karena diyakini yang menang atau yang kalah sama-sama berperan mencari sesuatu yang lebih baik.
Pemenang akan menghormati yang kalah, sedang yang kalahpun tidak merasa terhina karena dia juga ikut berperan dalam proses membangun sesuatu yang lebih baik bagi semua

Disamping itu, yang kalah tidak perlu kecewa karena sebenarnya dia juga berperan penting ”mengantarkan” terciptanya pemenang.
Bayangkan kalau suatu kompetisi hanya diikuti 1 orang pasti tidak akan ada pemenangnya. Demikian juga yang kalah bisa bangga, karena kemampuannya dapat menentukan kualitas pemenangnya . Dalam kompetisi yang pesertanya berkualitas buruk pasti pemenangnya-pun ikut buruk. Tetapi kalau semua peserta dan penantangnya berkualitas tinggi maka pemenangnya juga akan berkualitas lebih tinggi lagi.

Selama masa kompetisi politik ini ada baiknya mengingat pepatah jawa ” menang tanpa ngasorake” atau ”menang tanpa mengalahkan”, artinya menang untuk mencapai sesuatu yang lebih baik bagi semua, bukan untuk mengalahkan atau mempermalukan yang lain...., dengan prinsip ini bekas penantang bisa menjadi kolaborator yang tangguh sepeti halnya Obama dan Hillary...

Ketika sapaan tidak dibalas...


Di suatu perusahaan ada seorang manager senior baru yang pendiam, setiap pagi jika disapa salam anak buahnya tidak pernah membalas apalagi tersenyum.

Hampir semua anak buahnya menjadi ikut acuh jika bertemu dengannya, kecuali Dimas yang tetap konsisten memberi salam meskipun tidak pernah sekalipun dibalas. Akhirnya teman-temannya ingin tahu apa sebabnya dia berbuat demikian , apa karena takut atau hanya ingin mencari “perhatian”.

“ aku akan terus memberi salam atasanku, meski tidak dibalas, karena aku memberi salam bukan karena ingin dibalas, aku lakukan karena aku percaya itu adalah hal yang baik, dan hal yang baik akan aku lakukan murni dari dalam hatiku, tidak peduli ada balasan atau tidak". Itu alasan yang diungkapkan Dimas.
Sebagian temannya mengangguk-angguk, tetapi yang lainnya bergumam “ ah hidup kan harus saling menghormati, kalau dia tidak mau menjawab ya kita tidak usah menyapa, jadi impas..”
Setelah berbulan bulan akhirnya sang Manager, (-tidak tahu karena apa-), menjadi mau membalas salam dan menjadi akrab dengan Dimas, sedang karyawan yang lain tetap acuh dan jauh.

Tindakan Dimas yang konsisten itu menunjukkan kemerdekaan jiwanya yang bisa “memaksa”sang Manager menuruti ajakannya untuk saling menyapa. Bandingkan dengan temn-temannya yang ikut-ikut menjadi acuh akhirnya tidak mendapatkan manfaat apa-apa dan secara tidak sadar menjadi sub-ordinasi dari managernya.


Sebagian dari kita percaya hidup harus “take and give” atau harus saling berbalas (resiprokal) ,kalau tidak berarti kita menjadi tidak terhormat dan kalah…
- Saya akan menyapa kalau dia juga balas menyapa
- Aku tidak akan tersenyum kalau dia tidak tersenyum dulu
- Saya hanya akan mengikuti sarannya, kalau dia juga mau menerima saran saya, ...

Prinsip itu tidak salah, tetapi kalau selalu menggunakan asas resiprokal, sebenarnya perbuatan kita menjadi tergantung pada orang lain, bukankah ini berarti kita menjadi tidak merdeka tetapi malah selalu ”didikte” orang lain.

Minggu, 21 Juni 2009

anak belajar jalan


Anak belajar jalan

Saya sering ingat pada anak atau adik kita ketika mulai belajar berjalan pada umur 1 tahun . Mungkin untuk mulai berdiri saja sudah harus jatuh berkali-kali, tetapi kita dengan sabar selalu menyemangatinya, : “ Ayo dicoba lagi , pasti bisa…” .
Jatuh bangunnya si-anak untuk belajar berjalan bisa ribuan kali, tetapi kita tidak pernah menyerah untuk melatihnya sampai akhirnya semua bisa jalan.
Apa yang membuat kita begitu telaten, gigih dan sabar melatih si anak belajar jalan ? jawabnya hanya satu, adanya KEYAKINAN bahwa semua anak bisa jalan. Dengan keyakinan itu jika si anak terjatuh kita tidak pernah berpikir bahwa si anak GAGAL berjalan, tetapi yang ada dipikiran kita belum bisa dan perlu dibimbing dan dilatih terus, terus dan terus sampai akhirnya anak bisa berjalan….

Sayangnya keyakinan itu hanya berhenti sampai “cara berjalan”, tetapi tidak dipakai lagi ketika si anak mulai belajar menyanyi, melukis, berhitung dan lain-lainnya.

Kita gampang sekali menyerah dan mengatakan :” kamu memang tidak bisa melukis” atau ”kamu memang bodoh dalam berhitung” ,sekali terpikir bahwa si anak “tidak bisa” maka saat itu juga keyakinan kita hilang dan semangat untuk terus melatih serta membimbing sirna, dan akhirnya si Anak benar benar tidak bisa melukis atau berhitung karena ikut hilang keyakinannya dan tidak ada lagi pendamping yang melatihnya..

Awal keberhasilan dan kegagalan kita sangat tergantung akan KEYAKINAN, oleh karena itu jangan pernah ragu untuk melakukan sesuatu, seperti dendang lagu anak kecil, AKU BISA, AKU BISA dan Insya Alloh, pasti BISA……….

Rabu, 17 Juni 2009

Niteni,Nirok-ke,Nambahi


Niteni, Nirok-ke dan Nambahi

Tidak diragukan lagi pengembangan dan Innovasi adalah kata kunci untuk mencapai dan mempertahankan kesuksesan.

Semua orang yakin akan hal itu, hanya bagaimana sebenarnya proses pengembangan (development) dan Inovasi itu bisa dilakukan ?. Telah banyak teori dan metode dikembangkan dan dibahas, tetapi ada ide orisinal tentang hal itu yang bersumber dari tokoh bangsa Indonesia : Ki Hajar Dewantoro.

Beliau memperkenalkan konsep 3 N (dalam bahasa Jawa), yaitu Niteni, Nirok-ke dan Nambahi.

NITENI : (mengamati)

Artinya kita harus selalu mengamati apa yang sudah dikerjakan oleh orang disekitar kita yang bermanfaat bagi masayarakat

NIROK-KE (meniru)

Setelah mengamati apa yang baik, jangan malu untuk meniru, karena dengan meniru kita bisa cepat mendapat sesuatu yang baru tanpa harus mulai dari awal lagi (menghindari re-inventing the wheel)

NAMBAHI (menambah dan menyempurnakan)

Tahap ini adalah yang paling penting, setelah meniru jangan berhenti disitu,karena kalau hanya bisa meniru kita akan terjebak menjadi penjiplak dan plagiator, oleh karena itu setelah pandai meniru dan mguasai prosesnya, kita harus bisa menambahkan sesuatu sehingga menjadi lebih baik dan lebih sempurna, disinilah development dan inovasi terjadi.

Ketiga tahap tersebut harus dilakukan berturutan, dan jika siklus ini dilakukan secara kontinyu maka proses pengembangan dan Inovasi akan berjalan efektif dan efisien .

Senin, 15 Juni 2009

Chemistry


Chemistry dan Profesionalisme

Menjelang Pilpres 2009 ini kata chemistry sering digunakan, utamanya dalam menjodohkan Presiden dan wakil presiden, atau chemistry menjadi salah satu faktor penting seorang capres memilih cawapresnya. Chemistry sendiri diartikan secara umum adalah kecocokan antara satu orang dengan orang yang lain, kecocokan ini meliputi banyak hal, sehingga dua orang yang mempunyai chemistry yang baik akan mudah komunikasinya.

Kenyataannya chemistry dari 2 orang tidak mudah terbina, sangat tergantung dari pengalaman hidup dan prinsip-prinsip hidup yang dipegang oleh orang-orang itu, biasanya kalau pengalaman dan prinsip hidupnya selaras maka chemistry akan mudah terbentuk, atau kalau tidak selaras, bisa juga chemistry terbentuk akibat prinsip hidup yang berbeda tetapi saling melengkapi atau komplementer.

Satu hal, Chemistry tidak bisa dipaksakan, dan kenyataannya dalam hubungan dengan masyarakat yang heterogen tidak semuanya mempunyai chemistry yang baik.

Jika dua orang harus berinteraksi baik sosial maupun niaga, dan kebetulan chemistrynya tidak baik, apakah berarti interaksi itu akan gagal ? jawabnya belum tentu, kalau kedua orang itu bersikap professional maka hal-hal yang bersifat preferensi personal bisa ditekan dan mereka akan lebih mengutamakan tujuan dari interaksi itu. Dengan demikian, meski tidak ada chemistry keberhasilan hubungan niaga atau social masih bisa terwujud.

Sebaliknya apakah jika punya chemistry yang baik, maka hubungan dua orang akan berhasil ? kalau kriterianya komunikasi yang lancar, jawabnya Ya, tetapi kalau ukurannya produktifitas, belum tentu chemistry yang baik akan selalu menghasilkan hal-hal yang produktif. Ini kembali lagi ke sikap profesionalisme dari para pihak. Jika mereka semua professional maka dengan adanya chemistry , hasil interaksi yang produktif akan tercapai dengan lebih efektif dan efisien. Tetapi jika kurang sikap profesionalmenya maka chemistry hanya akan menghasilkan komunikasi yang lancar , sedangkan hasil yang produktif dari hubungan tersebut sangat minim malah bisa kontra produktif.

Pada akhirnya chemistry yang kurang baik tidak usah dipersoalkan, selama masing-masig bersikap professional, sebaliknya chemistry yang baik saja jika tidak diimbangi profesionalisme dapat terjerumus dalam hal-hal yang kurang produktif, malah bisa menjadi benih KKN…

Yang terbaik adalah bangunlah Chemistry dan Profesionalisme secara bersama,dan bukan memilih salah satunya saja.

optimisme pelatih bola


Optimisme pelatih bola

Beberapa puluh tahun lalu tim junior sepak bola Indonesia pernah bertanding dengan tim Junior Argentina di Jepang, saat itu tim Argentina diperkuat pemain muda yang kelak jadi bintang yaitu Diego Maradona.

Pelatih Tim Junior Indonesia saat itu Alm.Pak Sutjipto Soentoro, ketika diwawancarai wartawan jepang tentang kans kemenangan tim nya melawan Argentina (yang belum terkalahkan dan dijagokan sebagai juara dunia Junior), menjawab dengan tenang : Indonesia Akan menang 2 : 0 dari Argentina

Besoknya ternyata pertandingan tidak imbang dan Indonesia dikalahkan telak, kalau tidak salah 7 :0.

Selesai pertandingan Sutjipto ditanyai lagi, mengapa kemarin yakin menang tetapi kenyataannya kalah telak dari Argentina. Sutjipto membalas ,kira-kira jawabannya demikian, : “ Dengan yakin menang pun ternyata tim saya masih kalah telak, apalagi kalau kemarin saya mengakui team saya kalah kuat dari Argentina, pasti Indonesia bisa kalah lebih banyak lagi.”

Ungkapan Pemimpin akan sangat mempengaruhi semangat teamnya, jika pemimpin hilang semangat pasti team nya akan lebih tidak semangat lagi, oleh karena itu patut dicontoh sikap pelatih Sutjipto Soentoro, meski semua tahu Indonesia kalah kuat dibanding Argentina tetapi tetap yakin dan optimis.

Optimisme dari pemimpin sangat diperlukan untuk memacu semangat juang teamnya terutama di masa-masa sulit. Optimisme itu kalau pun tidak membuat keberhasilan yang besar paling tidak bisa menghindari kegagalan yang fatal…

terjun payung


Terjun Payung, Olah Raga yang harus menang

Dalam olah raga orang bisa menang atau kalah, yang penting sportif. Namun di Olah raga terjun payung sedikit berbeda, karena olah raga ini tidak mengenal kalah dan salah. Setiap kesalahan akan dibayar dengan nyawa, dan sekali kalah tidak mungkin akan ditebus lagi karena terlanjur cedera berat atau mungkin kehilangan nyawa.

Penerjun payung jika akan melakukan terjun tidak pernah memikirkan bagaimana kalau jatuh atau siapa yang merawat di rumah sakit kalau jatuh. Mereka umumnya hanya memikirkan bagaimana melipat parasut yang benar, bagaimana cara dan waktu yang tepat membuka parasut, bagaimana cara terbaik melompat dari pesawat dan apakah altimeternya berfungsi baik. Semua yang dipikirkan adalah upaya preventif penuh dan tidak terpikir tindakan kuratif atau corrective action-nya kalau gagal.

Mungkin ada baiknya jika kita merencanakan tindakan bersikap seperti hendak melakukan terjun payung. Dengan demikian persiapan kita akan lakukan sungguh-sungguh karena kesalahan dalam persiapan akan berakibat kegagalan yang tidak bisa di perbaiki lagi.

always improve


Hidup ibarat roda berputar, kadang dibawah- kadang diatas, kadang gagal tapi sering pula berhasil. Kedua sisi hidup itu harus dihadapi. kita tidak boleh gampang terguncang karena cobaan dan tidak pula congkak karena keberhasilan. Pertanyaannya bagaimana kita bisa bersikap arif, baik kala diatas maupun kala terpuruk dibawah . Mungkin semboyan ”we are not the best but Always Improve” bisa menjadi alternatifnya.

Dengan berpegang pada prinsip ini, jika kita sedang terpuruk kita akan termotivasi karena keterpurukan ini diyakini bukan akhir segalanya tetapi masih ada esok untuk bisa lebih diperbaiki lagi ( we always improve…)

Demikian pula saat berhasil kita tidak terjebak dalam kecongkakan dan takabur karena dalam hati selalu tertanam bahwa kita belum yang terbaik, meski sudah berhasil tetapi ada yang lebih berhasil lagi sehingga apapun pencapaian saat ini masih bisa diperbaiki lagi, lagi dan lagi..

(we are not the best but we always improve..

Senin, 08 Juni 2009

Mistakes


Kesalahan tidak harus dihukum,

Menurut ahlinya, mengembangkan kebudayaan inovatif itu harus berlandaskan budaya “tidak takut salah” dan “berani mencoba yang baru”.

Berarti kalau kita mau mengembangkan budaya inovasi harus bisa men-tolerir kesalahan….

Bukankah kesalahan itu adalah factor utama dari kegagalan ,mengapa kemudian hal ini harus dimaklumi.?


Sebenarnya tidak semua kesalahan harus dihukum dan juga sebaliknya tidak semua kesalahan bias ditolerir.

Secara garis besar ada 3 macam kesalahan :

  1. Kesalahan karena masalah integritas, seperti berbohong, manipulasi data, mencuri dan lainnya yang sejenis.
  2. Kesalahan karena kelalaian, biasanya kesalahan terjadi karena melanggar prosedur yang ada, teledor tsb.
  3. Kesalahan karena mencoba hal baru untuk perbaikan, misalnya mengembangkan produk baru, mencoba sistem baru dsb.

Kesalahan golongan pertama (karena integritas) tidak bisa dimaklumi sama sekali, harus dihukum tegas sesuai aturannya dan dikeluarkan dari sistem.

Kesalahan golongan kedua (karena kelalaian) ,sama ,tidak bisa ditolerir tetapi sangsinya juga diimbangi dengan upaya untuk mendidik dan mengembangkan yang bersangkutan. Ini didasari karena orang yang berbuat salah pada golongan kedua sebenarnya tidak ada niat jahat, Kesalahan terjadi lebih karena teledor dan kurang teliti.

Sedangkan Kesalahan golongan ketiga (mencoba hal baru) inilah yang boleh ditolerir, karena jika sukses dengan percobaan itu akan dihasilkan inovasi atau penemuan baru yang sangat beguna. Andaikata gagal anggaplah itu sebagai biaya investasi untuk belajar dan memperbaiki diri di waktu selanjutnya.


Selamat mencoba yang baru, dan jangan takut salah dan belajarlah dari kesalahan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Sometime, MISTAKES are an important part of Life..

Senin, 01 Juni 2009

Kebenaran


Kejujuran dan Kebenaran

Pada masa perang, ada seorang prajurit yang sedang diburu oleh musuhnya, merasa tidak seimbang jumlahnya si prajurit memutuskan untuk lari dan sembunyi di atas pohon. Ketika akan memanjat pohon dilihatnya seorang pendeta sedang bertapa di bawah pohon itu. “Wahai pendeta saya sedang dikejar musuh dan mau dibunuh , saya akan bersembunyi diatas pohon ini, tolong jangan beritahukan musuh saya “ pinta si Prajurit kemudian dia bersembunyi naik ke pohon. Tak lama berselang datanglah puluhan musuh yang mencari prajurit itu, ketika melihat seorang pendeta duduk di bawah pohon, bertanyalah komandan pasukannya: “ Pendeta apakah kamu melihat seorang musuhku yang melarikan diri?”. SI Pendeta berpikir sejenak , kalau mau jujur pasti si prajurit akan ditangkap dan dibunuh, tetapi kalau mengatakan tidak tahu berarti sudah bohong dan apa pantas pendeta berbohong ?. Selang beberapa lama akhirnya si pendeta menunjukkan tangannya ke atas pohon. Dan sudah bisa dipastikan akhirnya prajurit itu ditemukan dan terbunuh oleh musuhnya.

Sudah tepatkah kejujuran yang dilakukan si Pendeta? Apakah kita boleh berbohong untuk melindungi nyawa prajurit?. Disinilah kematangan manusia diuji apakah kejujuran yang diperbuat sudah benar. Jawabnya di hati kita masing-masing.

Alkisah dikhir cerita, ketika si Pendeta wafat dan menemui kholiknya sempat dihukum ke neraka sementara karena telah membuat satu nyawa melayang. Sang pendeta membela diri bahwa ia memegang teguh janji pendeta untuk tidak Bohong. Tetapi yang diatas menilai si pendeta tidak berbohong hanya disebabkan kesombongan ego-nya karena tidak mau disebut pendeta yang jelek. Kejujurannya itu tidak membawa manfaat.untuk orang lain.....?

(Ini hanya cerita khayalan untuk membayangkan kadang kejujuran yang hanya bermuara dari rasa ego dan kesombongan diri sering banyak tidak manfaatnya. Sebagian orang setuju dengan cerita ini tetapi banyak juga yang berprinsip hitam-putih, jujur ya jujur berarti tidak bohong, titik..)