Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Senin, 22 November 2010

Optimisme dan Bencana

Bulan-bulan ini Indonesia terasa sesak oleh maraknya bencana alam, mulai Wasior, Tsunami Mentawai dan Meletusnya Gunung Merapi, korban yang ter-renggut jiwanya mencapai ratusan.


Banyak orang bingung menafsirkan apakah bencana ini ujian atau hukuman. Yang berpikir terang mengatakan ini adalah ujian artinya kalau kita ingin menjadi lebih baik harus diuji dulu, seperti kalau kita mau naik kelas harus melalui Ujian. Ujian memang melelahkan tetapi kalau berhasil maka kita akan naik kelas atau meningkat mutu kehidupannya. Namun ada pula yang berpikir bencana ini adalah Hukuman karena kita telah berbuat salah oleh karena itu kita harus segera memperbaiki kesalahan yang ada. Lepas mana yang benar, menurut saya lebih baik kita melihat bencana ini sebagai tantangan untuk dihadapi yang dapat menjadikan kita lebih baik dan lebih kuat.

Kita masih ingat peristiwa bencana petambang yang terjebak di perut bumi di Chile, dengan segala daya Usaha, masyarakat Chile bisa merubah bencana menjadi keberhasilan dan kebanggaan, sehingga hampir semua manusia di dunia tahu siapa nama Presiden Chile: Sebastian Pinera. Malah dengan bencana ini juga bisa merangsang terjadinya inovasi , yaitu pembuatan Kapsul Penyelamat, yang memadukan berbagai teknologi secara cepat, termasuk dari NASA.
Namun Disisi lain bencana Gempa di Haiti, justru berakhir dengan wabah Kolera yang mematikan, ditambah perang saudara dan perebutan kekuasaan.
Dari dua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Bencana akan berakhir dengan baik atau tidak sangat tergantung sikap manusia yang menghadapinya.

Kembali ke Indonesia, dalam menghadapi bencana ini kita harus bisa merubahnya menjadi kekuatan dan kearifan, dan ini hanya bisa terjadi jika kita semua mempunyai optimisme dan rasa kebersamaan.
Siapa tahu dengan Bencana dan cobaan ini bisa muncul inovasi-inovasi baru, seperti halnya Kapsul penyelamat di Chile..

Bukankah sejarah membuktikan bahwa bencana dan cobaan dapat melahirkan pemimpin dan pemikir yang tangguh. Orang tidak akan mengenal W.Churchill dan FD Roosevelt kalau tidak ada Perang dunia, dan Mahatma Gandhi tidak akan muncul jika tidak ada bencana kelaparan dan penindasan di India.

Jadi jangan terlalu bersedih dengan bencana dan cobaan, siapa tahu ini jalan dari Tuhan untuk melahirkan pemimpin dan pemikir yang mumpuni dan teruji , yang saat ini terasa makin langka di Indonesia.


22 November 2010

Angklung Bambu

Tanggal 16 Nov 2010 , di Nairobi-Kenya, Angklung dikukuhkan oleh PBB sebagai Warisan Budaya Dunia yang berasal dari Indonesia .
Angklung ini memang mengagumkan, suaranya jernih, merdu dan tenang seperti nyanyian alam. Pengalaman sangat mengesankan saya alami ketika memainkan angklung dipandu staf Mang Ujo dari Bandung. Pertama kali saya memegang angklung bersama-sama teman-teman sekerja, langsung bisa memainkan lagu pop seperti We are the Champion ,sungguh terasa indah. Dan saya dengar permainan Angklung ini juga digelar di Nairobi , saya yakin jika semua staf Unesco PBB mencoba memainkannya mereka pasti langsung setuju kalau Angklung patut menjadi warisan budaya dunia.

Selain warisan budaya, angklung juga banyak “mengajarkan” kearifan alam kepada kita.Misalnya tentang kerjasama, Angklung tidak mungkin dimainkan sendiri-sendiri tetapi harus bersama dengan orang lain, makin banyak pemainnya akan semakin merdu.
Untuk bisa menghasilkan lagu yang baik perlu ada dirigen dan pemimpin yang mengerti tentang lagu dan bisa memberi perintah dan aba-aba yang tepat kapan angklung-angklung itu harus dimainkan sehingga menghasilkan suara yang merdu. Demikian juga para pemain harus mau mengikuti perintah dirigennya tidak jalan sendiri-sendiri. Itulah keindahan kerjasama, ada pemimpin , ada yang dipimpin , tidak ada yang egois dan saling menghormati demi harmoni yang terjadi.

Angklung juga memberi inspirasi yang gamblang tentang pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Ibarat lidi kalau sendiri gampang dipatahkan, tetapi kalau digabungbersama akan menjadi sapu-lidi yang berlipat-lipat kekuatannya . Demikian juga dengan angklung , jika sendirian tidak berfungsi apa-apa dan sama sekali tidak menghasilkan suara yang indah, namun jika digabung bersama dan dipandu oleh partitur musik serta dirigen yang baik, maka menjelmalah menjadi lagu yang merdu.

Akhirnya, kalau kita mau membuat Musik yang Go-green, maka angklung jugalah yang paling tepat. Untuk memainkannya tidak memerlukan listrik dan emisi karbon, demikian juga bahan-bahanya 100 % dari alam , bambu yang ramah lingkungan, tidak seperti senar gitar atau electone yang terbuat dari bahan plastik sintesis.

Untuk nguri-uri kebudayaan Indonesia, marilah kita bermain angklung sambil mendalami nilai-nilai kerjasama, kebersamaan dan kearifan alamnya.


22 November 2010