Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Rabu, 22 Desember 2010

IBU PERTIWI

Semua bangsa dan semua orang pasti setuju jika Ibu adalah sosok yang harus dihormati, karena beliaulah kita dilahirkan dengan segala pengorbanan baik fisik dan moril.Sehingga ada pepatah “surga ada ditelapak kaki Ibu”.
Karena demikian mulianya peran Ibu, maka sampai dibuat hari khusus untuk Ibu setiap 22 Desember .

Dengan segala jasanya, kita wajib membahagiakan Ibu, jangan membuatnya sedih, menangis apalagi merana. Karena jika itu terjadi maka kita bisa disebut sebagai anak durhaka, sebutan yag sangat dibenci semua orang dan neraka balasannya.

Dalam kosa kata Indonesia nama Bumi di sinonimkan dengan Ibu Pertiwi. Artinya kita juga harus menghormati Bumi seperti halnya Ibu.
Layaknya ibu Kandung maka Ibu pertiwi juga harus dijaga,
• jangan membuat Ibu pertiwi terluka karena tanahnya digali dan ditambang tanpa tekendali sehingga kulit Ibu pertiwi terlihat meradang dan berlubang.
• Jangan Membuat ibu pertiwi banjir tangis akibat hutan yang ditebang tanpa rasa.
• Jangan membuat Ibu pertiwi merana akibat polusi dan suhu panas yang membara karena rusaknya Ozon di udara.

Buatlah ibu pertiwi tertawa dan bahagia dengan merawat hutannya, menjaga kejernihan airnya dan kebersihan udaranya.


Ibu Pertiwi Menangis

Kita semua bisa membahagiakan Ibu pertiwi dengan tindakan nyata dan sederhana seperti menanam pohon dan merawatnya, mencegah pembalakan hutan yang tidak terukur, menahan nafsu menambang tanah secara membabi buta dan mencoba mengurangi emisi karbon dengan menghemat penggunaan listrik dan kendaraan bermotor.

 Jika kita menyengsarakan ibu kandung, neraka balasannya, demikian juga jika kita menyengsarakan Ibu Pertiwi maka bencana alam akan menimpa.


Sekarang indonesia banyak mengalami bencana,mulai Banjir Wasior, Gempa tsunami di mentawai dan erupsi merapi , mungkin ini semua karena kita telah banyak membuat sedih ibu pertiwi dengan tindakan-tindakan kita yang merusak lingkungan dan hutan.

Untuk kebahagiaan dan ketentraman jiwa raga sudah sewajibnya kita harus menghormati dan menyayangi “dua” Ibu kita, yaitu IBU KANDUNG dan IBU PERTIWI, yang satu telah melahirkan hidup kita, sedang yang satunya telah memberikan tempat untuk hidup kita.

Selamat hari Ibu dan selamat melanggengkan hutan di Ibu Pertiwi tercinta.

Desember 22 , 2010
(Foto diambil dari : www.antaranews.com dan http://utamidessy.wordpress.com/)

Senin, 22 November 2010

Optimisme dan Bencana

Bulan-bulan ini Indonesia terasa sesak oleh maraknya bencana alam, mulai Wasior, Tsunami Mentawai dan Meletusnya Gunung Merapi, korban yang ter-renggut jiwanya mencapai ratusan.


Banyak orang bingung menafsirkan apakah bencana ini ujian atau hukuman. Yang berpikir terang mengatakan ini adalah ujian artinya kalau kita ingin menjadi lebih baik harus diuji dulu, seperti kalau kita mau naik kelas harus melalui Ujian. Ujian memang melelahkan tetapi kalau berhasil maka kita akan naik kelas atau meningkat mutu kehidupannya. Namun ada pula yang berpikir bencana ini adalah Hukuman karena kita telah berbuat salah oleh karena itu kita harus segera memperbaiki kesalahan yang ada. Lepas mana yang benar, menurut saya lebih baik kita melihat bencana ini sebagai tantangan untuk dihadapi yang dapat menjadikan kita lebih baik dan lebih kuat.

Kita masih ingat peristiwa bencana petambang yang terjebak di perut bumi di Chile, dengan segala daya Usaha, masyarakat Chile bisa merubah bencana menjadi keberhasilan dan kebanggaan, sehingga hampir semua manusia di dunia tahu siapa nama Presiden Chile: Sebastian Pinera. Malah dengan bencana ini juga bisa merangsang terjadinya inovasi , yaitu pembuatan Kapsul Penyelamat, yang memadukan berbagai teknologi secara cepat, termasuk dari NASA.
Namun Disisi lain bencana Gempa di Haiti, justru berakhir dengan wabah Kolera yang mematikan, ditambah perang saudara dan perebutan kekuasaan.
Dari dua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Bencana akan berakhir dengan baik atau tidak sangat tergantung sikap manusia yang menghadapinya.

Kembali ke Indonesia, dalam menghadapi bencana ini kita harus bisa merubahnya menjadi kekuatan dan kearifan, dan ini hanya bisa terjadi jika kita semua mempunyai optimisme dan rasa kebersamaan.
Siapa tahu dengan Bencana dan cobaan ini bisa muncul inovasi-inovasi baru, seperti halnya Kapsul penyelamat di Chile..

Bukankah sejarah membuktikan bahwa bencana dan cobaan dapat melahirkan pemimpin dan pemikir yang tangguh. Orang tidak akan mengenal W.Churchill dan FD Roosevelt kalau tidak ada Perang dunia, dan Mahatma Gandhi tidak akan muncul jika tidak ada bencana kelaparan dan penindasan di India.

Jadi jangan terlalu bersedih dengan bencana dan cobaan, siapa tahu ini jalan dari Tuhan untuk melahirkan pemimpin dan pemikir yang mumpuni dan teruji , yang saat ini terasa makin langka di Indonesia.


22 November 2010

Angklung Bambu

Tanggal 16 Nov 2010 , di Nairobi-Kenya, Angklung dikukuhkan oleh PBB sebagai Warisan Budaya Dunia yang berasal dari Indonesia .
Angklung ini memang mengagumkan, suaranya jernih, merdu dan tenang seperti nyanyian alam. Pengalaman sangat mengesankan saya alami ketika memainkan angklung dipandu staf Mang Ujo dari Bandung. Pertama kali saya memegang angklung bersama-sama teman-teman sekerja, langsung bisa memainkan lagu pop seperti We are the Champion ,sungguh terasa indah. Dan saya dengar permainan Angklung ini juga digelar di Nairobi , saya yakin jika semua staf Unesco PBB mencoba memainkannya mereka pasti langsung setuju kalau Angklung patut menjadi warisan budaya dunia.

Selain warisan budaya, angklung juga banyak “mengajarkan” kearifan alam kepada kita.Misalnya tentang kerjasama, Angklung tidak mungkin dimainkan sendiri-sendiri tetapi harus bersama dengan orang lain, makin banyak pemainnya akan semakin merdu.
Untuk bisa menghasilkan lagu yang baik perlu ada dirigen dan pemimpin yang mengerti tentang lagu dan bisa memberi perintah dan aba-aba yang tepat kapan angklung-angklung itu harus dimainkan sehingga menghasilkan suara yang merdu. Demikian juga para pemain harus mau mengikuti perintah dirigennya tidak jalan sendiri-sendiri. Itulah keindahan kerjasama, ada pemimpin , ada yang dipimpin , tidak ada yang egois dan saling menghormati demi harmoni yang terjadi.

Angklung juga memberi inspirasi yang gamblang tentang pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Ibarat lidi kalau sendiri gampang dipatahkan, tetapi kalau digabungbersama akan menjadi sapu-lidi yang berlipat-lipat kekuatannya . Demikian juga dengan angklung , jika sendirian tidak berfungsi apa-apa dan sama sekali tidak menghasilkan suara yang indah, namun jika digabung bersama dan dipandu oleh partitur musik serta dirigen yang baik, maka menjelmalah menjadi lagu yang merdu.

Akhirnya, kalau kita mau membuat Musik yang Go-green, maka angklung jugalah yang paling tepat. Untuk memainkannya tidak memerlukan listrik dan emisi karbon, demikian juga bahan-bahanya 100 % dari alam , bambu yang ramah lingkungan, tidak seperti senar gitar atau electone yang terbuat dari bahan plastik sintesis.

Untuk nguri-uri kebudayaan Indonesia, marilah kita bermain angklung sambil mendalami nilai-nilai kerjasama, kebersamaan dan kearifan alamnya.


22 November 2010

Jumat, 08 Oktober 2010

Ups!, Sifat Manusiawi Obama

Ketika Presiden Obama sedang berpidato di ajang 'The Most Powerful Woman' versi majalah Fortune, di Washington tiba-tiba Logo kepresidenan (seal) Amerika Serikat yang terpasang didepan Podium terjatuh, buuk!.


Ups, Apa itu..,tenang saja, Anda semua tahu siapa saya kan?” begitu komentar spontannya dengan nada canda dan tersenyum tanpa menyombongkan diri.
“Tapi saya yakin, seorang di belakang panggung pasti nervous saat ini, dan berkeringat dingin ha ha” lanjutnya tetap dengan nada yang cair dan bercanda

Setelah diam sejenak, saya pikir Presiden Obama akan mengomentari “kejadian” itu atau mungkin mengatakan itu hal yang wajar, tapi surprising, Obama tidak berkata apa-apa malah hanya ketawa panjang.... dan meneruskan pidatonya.

Sungguh menunjukkan kemanusiawi-annya, dengan hanya “tertawa” dia memberi kesan bahwa it’s OK, tetapi disisi lain dia juga tidak menyatakan secara eksplisit bahwa dia memaklumi kejadian itu, sehingga secara bersamaan juga memberi pesan jelas ke penyelenggara untuk memperbaiki kinerjanya.
Mungkin salah satu sifat manusiawi inilah yang banyak menarik simpati pemilih di US.

Memang dalam hidup tidak semua bisa sempurna, namun bila ketidak-sempurnaan dan segala kekurangan bisa diungkapkan dengan jujur dan tulus , akan menarik simpati, yang akhirnya bisa mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi kekurangan tersebut.

Sebaliknya jika kita berusaha menutupi segala kekurangan hanya sekedar untuk memberikan kesan sempurna maka yang muncul adalah kepalsuan dan hipokrit yang tidak menarik simpati dan menimbulkan masalah di kemudian harinya.
Menjadi Pemimpin yang sempurna adalah hebat, tetapi lebih hebat lagi menjadi Pemimpin yang manusiawi yang penuh ketulusan dan keberanian untuk jujur ......

8 oktober 2010

Kamis, 02 September 2010

Struktur Organisasi yang terbalik


Pada suatu workshop, Prof Thomas Alexander dari AIM (Asian Institute of Management) menggambar Struktur Organisasi pada flipchart, kemudian ia menanyakan pada peserta workshop, apa komentarnya tentang struktur organisasi yang baru digambarnya. Banyak jawaban dari peserta workshop tetapi belum ada yang tepat, akhirnya Prof. Thomas berkata : “ Perhatikan, saya menggambarkan Struktur organisasi secara berbeda, umumnya pemimpin atau CEO ditulis pada kotak paling atas kemudian ada panah kebawah masing-masing ke para direktur dari dari direktur turun lagi kebawah ke para manager dan seterusnya. Tapi kali ini saya gambarkan terbalik, justru Pemimpin atau CEO , kotaknya saya gambar dipaling bawah, kemudian anak buahnya ada diatasnya”

Kelihatannya sepele, hanya membalik cara penggambaran struktur Organisasi, tetapi sebenarnya ada falsafah yang mendalam yang membedakan cara penggambaran tersebut.
Cara yang konvensional, menunjukkan bahwa Pemimpin letaknya diatas dan untuk posisi itu ia harus ditopang oleh team yang ada dibawahnya, dengan demikian digambarkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah dengan “berpijak” dan “memanfaatkan “ anggota team yang dibawahnya. Biasanya pemimpin dengan pola pikir seperti ini akan cepat mengklaim keberhasilan sebagai hasil karyanya namun jika ada kegagalan dan kesalahan tidak segan melempar ke bawahannya.
Sebaliknya , penggambaran struktur Organisasi yang terbalik, menunjukkan “pola pikir” pemimpin sebagai penopang keberhasilan anggota teamnya, sehingga pemimpin seperti ini keberhasilannya tergantung dari bagaimana dia mensupport dan memfasilitasi anak buahnya agar dapat berhasil dalam pekerjaannya.

Dengan kata lain pemimpin dengan penggambaran struktur organisasi dari atas ke bawah cenderung memerintah, menuntut dan mungkin melempar kesalahan, sedangkan yang gambarnya dibalik dari bawah ke atas, maka pemimpin akan lebih bersifat mendidik dan mengembangkan anggota teamnya untuk mencapai keberhasilan bersama.

Kalau akhir-akhir ini banyak pemimpin yang mau menang sendiri, dalam arti jika berhasil akan diklaim sebagai prestasinya dan jika gagal atau salah tidak segan-segan melempar kebawahannya, mungkin sebabnya karena sudah terbiasa menggunakan gambar struktur organisasi yang Konvensional dari atas ke bawah.
Ada baiknya diusulkan untuk merubah dan membalik cara penggambaran Struktur organisasinya , siapa tahu pola pikir para pemimpin kita juga bisa berubah tidak hanya menuntut dan memerintah, tetapi bisa menjadi pemimpin yang mendidik , membina dan mengembangkan teamnya untuk mencapai keberhasilan.

Jumat, 06 Agustus 2010

Jujur - Adil - Tegas.

Agak kaget juga melihat tindakan Artis gaek kita Pong Harjatmo, yang dalam usia diatas 60 tahun, memanjat atap keong gedung DPR untuk menuliskan ungkapan hatinya : JUJUR – ADIL- TEGAS.
Lepas dari benar tidaknya “cara- penyampaian dan motivasinya”, kata-kata yang ditulis sangat bermakna untuk disikapi dan urutan penulisannya-pun juga sangat logis : Jujur, adil dan Tegas.
Kita semua tahu ketegasan hanya bisa dijalankan dengan baik jika dasarnya keadilan, dan orang bisa berlaku adil kalau ada kejujuran di hatinya.

Orang yang ingin bersikap tegas tetapi tidak adil biasanya akan terjebak pada sikap “mau menang sendiri”, semua tindakannya tidak mau di debat atau didiskusikan karena ada sesuatu yang “ditutupi”, orang seperti ini sering menggunakan kata “pokoknya......” dan ketegasan seperti ini bisa menjurus ke diktator.
Sebaliknya orang yang bertindak tegas dengan dilandasi keadilan biasanya tidak tabu untuk didebat, karena bisa menjelaskan dasar dan alasan terbaik dari tindakannya.

Demikian Juga sikap adil sangat tergantung kejujuran hati, jujur dalam menilai mana yang benar dan mana yang salah, mana yang mampu dan mana yang tidak, mana yang berhak mana dan yang tidak.
Adil bukan berarti sama rata- sama rasa, tetapi adil adalah jika orang mendapatkan hak sesuai dengan usahanya, disinilah dibutuhkan kejujuran untuk menilai hak dan usaha yang telah dilakukan seseorang.
Kebijakan atau tindakan yang didasarkan kejujuran biasanya akan adil, karena tidak menganak-emaskan ataupun menganak-tirikan, semua didasarkan pada penilaian yang benar dan apa adanya.

Sepahit apapun keputusan atau kebijakan, asal didasari keadilan dan kejujuran, biasanya akan lebih dapat diterima. Dibandingkan kebijakan yang manis tetapi tidak jujur biasanya awalnya diterima tetapi akan memunculkan konflik dibelakangnya.

Tidak mengherankan jika semua ajaran agama mengajarkan pentingnya kejujuran. Kejujuran adalah sarana untuk introspeksi sehingga kita bisa menjadi lebih baik, menjadi lebih adil dan mejadi lebih tegas.
Menjelang bulan ramadhan ini, mari kita mulai jujur pada Tuhan, jujur pada diri sendiri dan jujur pada orang lain . Dengan ibadah puasa semoga kejujuran kita semakin terasah pada bulan yang suci ini, Amin

6 Agustus 2010, empat hari menjelang Ramadhan....

Selasa, 15 Juni 2010

Pilihan.....


Kalau sedang jalan-jalan di Macau jangan kaget kalau ditawari ”kue Isetri” bentuknya seperti pia dan agak manis. Mungkin bentuk dan rasanya tidak istimewa, tetapi namanya:  ”kue Isteri”, membuat orang bertanya-tanya.
Nama ”Kue isteri” ini berasal dari cerita beberapa abad yang lalu di Macau. Dikisahkan ada seorang pria di Macau yang pekerjaannya hanya berjudi. Suatu saat sang penjudi ini kalah total, dan hartanya habis. Demi memenuhi hasrat judinya, ia kemudian tega menjual istrinya untuk mendapatkan uang untuk Judi. Dan dapat ditebak , ia pun kalah lagi dalam berjudi, uang hasil ”menjual” istrinyapun habis - ludes.
Pada saat titik nadir inilah , pria itu  sadar akan semua kekhilafannya, dan ia tak sanggup membayangkan betapa tersiksa  istrinya yang telah dia jual .
Dalam keadaan putus asa munculah pilihan-pilihan, mulai yang terburuk sampai yang terbaik. Syukurlah pria itu memilih yang terbaik, ia berjanji untuk dapat ”menebus” istrinya kembali dengan cara yang baik. Muncul niatnya untuk berjualan Kue yang hasilnya nanti akan dipakai menebus kembali istrinya. Melihat niat baik dan ketekunan pria itu semua warga Macau mendukung dengan ramai-ramai membeli kue yang dijaja-kannya. Akhirnya dari jualan kue itu, pria itu berhasil mengumpulkan uang banyak dan berhasil menebus kembali istrinya. Alkisahh, pasangan suami-isteri  itu terus menjual kue-nya turun temurun. Kue itu masih terus ada sampai sekarang dan dikenal sebagai ”Kue Istri”.
Keberhasilan dan ke-insyafan seseorang tidak tergantung pada orang lain, tetapi tergantung pada pilihan diri sendiri. Dan Tidak ada kata terlambat dalam memilih kebenaran. Pilihan yang baik dan benar, meski terlambat, tetap akan memberikan akhir yang manis.

pas,15 juni 2010

Rabu, 03 Maret 2010

Diatas Langit masih ada langit


Olah raga mendaki gunung memang sangat menantang dan berbahaya, beberapa pendaki banyak yang celaka sebelum mencapai puncaknya. Beberapa waktu lalu reporter TV lokal mencoba mendaki Gunung Gede untuk membuktikan ”tantangan ” dalam pendakian itu. Dalam Liputannya dilaporkan betapa susahnya mendaki lewat tanjakan yang terjal dan suhu yang dingin, dengan susah payah akhirnya mencapai puncak gunung  dalam waktu 10 Jam. Kelelahan seakan terbayar dengan melihat keindahaan matahari terbit dari puncak Gunung Gede.

Ditengah istirahat dan menikmati keindahan puncak Gunung Gede, tiba-tiba ada orang menawarkan nasi uduk, tanpa pikir panjang langsung dibeli dan disantap. Namun dia bingung ketika memikirkan darimana datangnya si penjual nasi uduk ini.
Setelah ditanya, si penjual nasi Uduk menjawab, ”Rumah saya dibawah, di awal pendakian bapak-bapak tadi dan saya sudah berdagang lebih dari 5 tahun”.
Si reporter sangat terkejut ”prestasi” yang baru diukirnya dengan susah payah ternyata sudah dilakukan berulang-ulang oleh si penjual nasi uduk selama 5 tahun.
Bapak butuh waktu berapa lama naik ke puncak ini dengan membawa dagangan itu ?” tanya si reporter, ” Seperti biasa saya butuh 3 jam untuk sampai ke Puncak gunung Gede ini” jawab si penjual nasi uduk dengan tenang....

Cerita diatas bisa jadi cermin bahwa suatu prestasi bagi seseorang  bisa jadi itu bukan apa- apa bagi orang lain.
Orang yang cakrawalanya sempit dan tidak mau lihat keluar, sering terjebak dengan kepuasan akan prestasi yang didapat,  orang seperti ini biasanya akan menjadi sombong dan tidak mau memperbaiki diri
Ada baiknya dalam mengukir prestasi kita selalu mawas diri, mungkin ada yang masih lebih baik  dari kita. Dengan demikian meski kita telah mencapai prestasi dan kesuksesan tertentu,  tetap akan terus memperbaiki diri dan terhindar dari comfort zone.
Seperti pepatah, diatas langit masih ada langit.

Renungan 3 Maret 2010

"Portfolio" Kehidupan

Tanpa makan kita bisa tahan hidup 2 minggu, tanpa minum kita bisa tahan hidup 1 minggu, tetapi tanpa ”harapan” kita tidak mungkin hidup lebih dari 1 hari.

Kata bijak diatas benar adanya, banyak orang ”hancur hidupnya” bukan karena lapar dan haus tetapi karena tidak punya ”harapan” lagi dalam hidupnya. Sangat penting bagi manusia untuk selalu menghidupkan ”harapan”.

Dalam hidup selalu terjadi kesuksesan dan kegagalan berganti-ganti. Kita tidak perlu congkak bila sukses namun juga jangan putus asa jika gagal.
Kegagalan tidak perlu memusnahkan harapan kita, lalu bagaimana kita bisa tetap punya ”harapan” meski lagi ”gagal”? Jawabnya, buatlah harapan sebanyak mungkin.
Jangan menggantungkan kesuksesan dan harapan hidup hanya pada satu hal, tapi isilah hidup dengan berbagai kemungkinan untuk sukses.

Seperti aturan umum dalam perdagangan saham,” don’t put everything in one basket”, kalau mau sukses main saham jangan investasikan dana hanya pada satu saham tetapi bagilah pada beberapa saham (portfolio saham), jadi jika satu saham lagi jelek bisa dikompensasi dengan saham lain yang lagi baik.
Kalau kesuksesan main saham tergantung pada ”portfolio” saham , maka kesuksesan hidup juga tergantung bagaimana kita memperbanyak dan mengkelola ”portfolio” kehidupan

Secara umum ”portfolio kehidupan” bisa terdiri dari 4 hal yakni:
1. Karir dan bisnis
2. Kehidupan berkeluarga
3. Kehidupan beragama
4. Hobby,seni-budaya dan sosial-masyarakat

Yang sering menjadi problem adalah jika orang sangat tergantung pada satu hal saja pada kehidupan, misal orang yang sangat mengagungkan bisnis, sekali dia gagal dalam bisnis maka seakan dunia kiamat, setali tiga uang dengan orang yang memuja keharmonisan keluarga, sekali bermasalah dengan keluarga maka seakan hidup ini tidak ada artinya lagi.

Jika orang bisa memelihara ke 4 portfolio tersebut secara seimbang , insya Alloh akan selalu mempunyai harapan hidup yang tinggi.
Suatu saat orang bisa gagal dalam karir, tetapi tidak akan hilang harapan karena mungkin punya kesuksesan di keluarga atau Agama, demikian juga sebaliknya.
Hobby seperti musik , fotografi, termasuk ngobrol adalah katup yang efektif untuk menetralisir kegagalan. Orang-orang yang tidak mempunyai dan menyukai hobby seperti musik, seni foto dan sebagainya biasanya sangat rentan terhadap ke-putus-asa-an..

Keseimbangan membangun 4 portfolio kehidupan akan menyuburkan dan melanggengkan harapan hidup untuk SUKSES, meski banyak cobaan dan ujian yang menimpa.

Motivasi, 3 Maret 2010

Senin, 22 Februari 2010

Bercermin pada air, "ngeli ning ora kenthir"


Sering orang mengatakan hidupnya seperti ”air yang mengalir”, atau hal lain yang berhubungan dengan air.
Kita senang sekali mem-personifikasikan diri dengan Air  dan itu sama sekali tidak salah. Air memang Istimewa. Dialah sumber kehidupan, orang bisa tahan lama untuk tidak makan tetapi akan kesulitan untuk bertahan hidup jika tanpa air.

Air terlihat demikian lentur dan flexibel, dapat menyusup kemana-mana tanpa harus kehilangan bentuk aslinnya.
Meskipun sangat lentur, air ternyata mempunyai kekuatan yang hebat, batu keras pun akan terkikis  oleh tetesan-tetesan air , dan bila tetesan-tetesan air  bersatu dan berubah menjadi air bah, maka tak ada satupun di alam ini yang mampu menahannya.

Selain kekuatan yang bertenaga, air juga mempunyai kekuatan untuk membersihkan dan mensucikan, hampir semua kotoran akan terlarut oleh kekuatan Air.
Air juga menyejukkan, hawa panas dan bara api akan hilang jika terguyur dinginnya air.

Dibandingkan Api dan sumber alam lainnya,  air paling mudah diatur untuk kepentingan bersama. Lihat saja air bisa ditampung dibuat bendungan dan dialirkan kesana kemari untuk keperluan yang lebih besar.

Jadi kalau banyak orang  benar-benar mau bercermin dan meniru perilaku AIR, niscaya kesejahteraan masyarakat akan terwujud dan langgeng.

Ada satu lagi prinsip hidup yang berhubungan dengan air ,dalam bahasa jawa dikatakan : ”ngeli ning ora kenthir” artinya kira-kira :  mengikuti aliran arus sungai tetapi tidak sampai hanyut.

Dalam hidup kita harus bijak, bisa beradaptasi dan mengikuti ”main stream” tetapi jangan sampai hanyut, artinya jika suatu saat ”arusnya” sudah tidak benar maka kita berani dan bisa untuk berdiri meninggalkan arus. Hanya orang yang tidak hanyut yang bisa melakukan itu, sedangkan orang yang hanyut akan terbawa arus kemanapun tanpa daya apa-apa, karena tidak punya kekuatan  untuk melawannya.

Orang yang berprinsip ngeli ning ora kenthir” biasanya hidupnya efisien karena dalam menjalankan hidupnya dia bisa menggunakan arus yang kuat untuk mendorongnya mencapai kesuksesan, tetapi juga tidak sampai hanyut , artinya dia masih punya prinsip dan jati diri yang bisa melawan jika ternyata arusnya membawa kearah yang salah !!

Renungan,  22 Februari 2010

Minggu, 31 Januari 2010

Wisdom

Dalam MahaBharata dikisahkan , karena suatu hal, PENDAWA harus dihukum dan dibuang selama 12 tahun, kemudian hukuman ditambah lagi 1 tahun harus menyamar, kalau sampai terbuka penyamarannya maka hukuman buang akan diulangi dari awal lagi. Hukuman tambahan ini hasil akal licik Kurawa untuk mencegah agar Pandawa tidak balik memerintah Kerajaan Hastina lagi.

Setelah 12 tahun dalam pembuangan, Pendawa memasuki tahun akhir hukumannya, yakni harus menyamar, agar tidak dikenali.
Diputuskan Pendawa akan tinggal di kerajaan Wirata tetangga Hastina. Arjuna menyamar menjadi kusir kuda bernama Wrahatnala, beruntung Wrahatnala bisa bekerja sebagai kusir/kais anak raja Wirata.

Di hari-hari akhir penyamarannya, tiba tiba ada kabar Kurawa berniat mencaplok Wirata menjadi jajahannya, untuk itu Kurawa telah mengirim pasukan guna menaklukan wirata yang dipimpin panglima andalannya : Dorna dan Adipati Karna.

Mendengar hal ini Wirata Panik, karena tahu kesaktian Durna dan Adipati Karna susah ditandingi. Putra Mahkota Wirata yaitu Pangeran Utara, yang dikusiri wrahatnala (samaran dari Arjuna) terlihat ragu, apakah mampu menghadapi panglima kurawa ini, dan ia memutuskan untuk lari saja.

Arjuna dalam hati dia tidak rela Kerajaan Wirata harus takluk ke Kurawa karena merasa itu tidak adil, namun kalau dia membantu pasti penyamarannya akan terbuka, artinya dia dan saudara-saudaranya harus di buang 12 tahun lagi . Bimbanglah hati Arjuna, namun nurani keadilannya lebih dia utamakan, akhirnya ia putuskan membela Pangeran Utara dan Kerajaan Wirata, meski taruhannya dia harus mengorbankan penyamarannya.

Dalam Peperangan akhirnya Kerajaan Wirata dengan bantuan Arjuna bisa menghalau Durna dan Adipati Karna.
Pada saat perang tanding menggunakan Panah, Durna dan Karna sempat terkejut ketika ada orang Wirata yg bisa menandingi dan mengunggulinya, dilihat cara memanahnya mereka berdua yakin dan tahu orng yang membantu Wirata adalah Arjuna.
Disini Dorna dan Adipati Karna bingung , apakah akan melaporkan bahwa penyamaran Arjuna telah diketahui kepada raja Kurawa, atau diam saja seakan akan tidak tahu apa yang terjadi.
Mereka memutuskan untuk tidak lapor ke Kurawa, dengan demikian penyamaran Arjuna tetap terjaga karena mereka tahu makin lama Arjuna dan Pendawa dibuang makin lama pula rakyat Hastina sengsara karena harus dipimpin Kurawa yg penuh angkara dan ketamakan.



Dalam Mahabharata, Dorna dikenal sebagai tokoh yg kurang baik tetapi saat untuk keadilan dan kepentingan yg lebih besar ternyata masih mempunyai Wisdom dalam nuraninya.

Arjuna, Adipati Karna dan bahkan Dorna mencontohkan kapan kita harus berani berkorban bahkan "sedikit berbohong" demi untuk keadilan dan kebenaran yang lebih besar.
Jangan sebaliknya, kita seakan mengagungkan "kejujuran" atau "kesucian" tetapi yang sebenarnya hanyalah ingin meninggikan ego, kemunafikan , kesombongan dan kepentingan sendiri tanpa mempedulikan kepentingan orang banyak.

Wisdom inilah yang membedakan orang yang matang dengan orang yang masih kekanak-kanakan.
Wisdom inilah yang membedakan pemimpin dengan orang yang mengaku bisa memimpin.
Dan Wisdom ini pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, karena satu-satunya kemampuan yang diberikan Tuhan kepada manusia dan tidak kepada makhluk lainnya adalah WISDOM.

Oleh karena itu Tuhan akan "tersenyum" dan memberkahi jika makin banyak pemimpin, negarawan, politikus, pengusaha, seniman, ilmuwan, mahasiswa, pedagang, pengamen dan lain lainnya, yang mau menggunakan Wisdom-nya.

Renungan, 31 Januari 2010

Selasa, 12 Januari 2010

Memimpin tanpa Kedudukan


Dalam pewayangan dikenal tokoh yang bernama Bisma, ia anak tunggal Raja Hastina yang sudah ditinggalkan ibunya. Sebagai anak tunggal Bisma adalah penerus dan pewaris sah Kerajaan Hastina.


Suatu Hari yang Ayah yang sudah lama ditinggalkan ibunya, jatuh cinta pada Dewi Setyawati, sayangnya sang Dewi hanya mau dinikahi kalau kelak anaknya yang menjadi raja di Hastina .Tentu saja ini tidak mungkin dipenuhi karena sudah ada calon pengganti raja yaitu anaknya Bisma, memikirkan hal ini akhirnya sang Raja Jatuh sakit.  


Bisma coba menanyakan ke Ayahnya apa yang membuatnya sakit, setelah mengetahui permasalahannya, Bisma kemudian mendatangi Dewi Setyawati untuk memintanya  menjadi permaisuri ayahnya, dia berjanji tidak akan mau diangkat jadi Raja dan menjamin Anak Setyawati-lah yang akan naik jadi Raja. Mendengar Sumpah dan Janji Bisma Setyawati belum puas, “Kamu mungkin bisa memegang janji, tetapi bagaimana dengan anak-anakmu, pasti kelak akan menuntut”.


Mendengar hal ini Bisma menarik Nafas panjang , “Baiklah untuk meyakinkan Dewi, saya bersumpah dihadapan dewata untuk tidak kawin dan punya anak seumur hidup saya....” .Mendengar hal itu barulah Dewi Setyawati mau menikah dengan Raja Hastina.

Bisma teguh memegang Janji dan sumpahnya , sehingga yang menjadi raja adalah keturunan Setyawati. Sedang kan dia hanya menjadi pendamping raja-raja itu.


Namun dalam perjalanan waktu, meski tidak menjadi raja, Bisma tetap dihormati bak Raja. Ini semua karena sikap kedewasaan, kebijakan dan integritas Bisma. Sehingga terkadang dalam masa-masa sulit rakyat lebih percaya pada Bisma dibanding Rajanya sendiri.


Secara sadar rakyat  Hastina menganggap BISMA sebagai PEMIMPIN-nya, meski tanpa kedudukan sebagai raja.

Dalam pewayangan ,Pemimpin diharapkan mempunyai 5 sifat alam, yakni Matahari, Bintang, Bulan, Air dan Api.


MATAHARI : Pemimpin harus bisa memberikan semangat pada orang lain sehingga termotivasi untuk mencapai tujuannya, seperti Matahari yang menebarkan panas untuk kehidupan Manusia.

BINTANG : Pemimpin harus bisa menunjukkan arah yang benar pada orang lain seperti Bintang yang tak pernah salah menunjukkan mana utara dan  mana selatan.

BULAN : Pemimpin harus bisa menerangi dan mencerahkan orang–orang yang dalam kegelapan ibarat Bulan yang selalu muncul menerangi gelapnya malam

AIR : Pemimpin harus bisa flexibel dan menyesuaikan diri seperti air yang bisa masuk kemana-mana tanpa harus kehilangan bentuk aslinya

API : Pemimpin harus tegas seperti Api yang tidak ragu membakar hal-hal yang kurang baik demi kebenaran dan kesejahteraan umum


BISMA termasuk orang yang mempunyai sifat-sifat diatas, maka tidak peduli ia punya kedudukan  atau tidak, tetap diakui sebagai pemimpin.

Kalau disimpulkan maka pemimpin yang baik tercipta  bukan karena kedudukannya tetapi dikarenakan tindakannya.


Sebenarnya orang yang bisa memimpin tanpa menggunakan Kedudukan adalah “pemimpin sejati”. Ia tidak akan pernah takut kehilangan kedudukan atau jabatannya karena memang bukan itu sumber kepemimpinannya.

Pemimpin seperti ini tidak pernah mengenal “post-power syndrome” dan selalu berani menyuarakan kejujuran dan kebenaran, karena tidak terbebani oleh kepentingan  untuk mempertahankan  kedudukannya.


Januari 12 ,2010

Minggu, 10 Januari 2010

TUMBUH

Di Blora ada pohon jati besar yang umurnya hampir seratus tahun, di China saya pernah lihat pohon Ginko-biloba yang berumur ratusan tahun, bahkan pohon Sequoia yang dinamai “General Sherman” yang tumbuh di California bisa berumur sampai 2200 tahun dengan tinggi 83 meter dan berat kayunya 6000 ton!
Mengapa pohon-pohon ini bisa berumur panjang dan menjadi sangat besar?.. jawabnya sederhana, karena mereka selalu tumbuh.
Ini cermin bagi kita, jika perusahaan , manusia atau apa saja ingin berumur panjang dan menjadi besar maka berusahalah untuk selalu tumbuh,


Tumbuh dapat diartikan sebagai “tambah” . Setiap tahun selalu kita bertambah, paling tidak tanpa usaha apa-apa kita akan tambah umur dan tambah tua. Tetapi kalau hanya tambah umur saja, sebenarnya kita rugi karena melewatkan kesempatan untuk tumbuh menjadi besar.

Kita akan berumur panjang dan sekaligus bertambah “besar” jika setiap pergantian tahun bisa menumbuhkan dan menambah kemampuan kita, hasil kerja kita, kegunaan kita dan kebijaksanaan kita. Seperti pohon, dengan akarnya yang tak henti-hentinya menyerap makanan mengolahnya di daun agar selalu tumbuh dahan dan ranting yang baru untuk membuatnya menjadi semakin besar dan besar.

Ada 3 kata kunci yang membuat kita bertahan hidup dan tumbuh menjadi besar yakni kontemplasi, resolusi dan aksi.

Awalnya setiap akhir tahun kita ber kontemplasi ,melihat kebelakang apa yang sudah dilkukan apa yang belum dilakukan, keberhasilan dan kegagalan apa yang telah terjadi, semua direnungkan dan diendapkan.
Selanjutnya dengan melihat ke depan kita berencana apa yang akan kita lakukan agar yang belum dilakukan akan kita laksanakan, yang gagal akan kita perbaiki dan yang berhasil akan dipertahankan bahkan ditambah, itulah Resolusi
Yang paling penting agar pertumbuhan terjadi adalah langkah ketiga : AKSI, tanpa Aksi atau tindakan maka renungan dan resolusi hanya akan menjadi impian saja tanpa wujud nyata.
Kebanyakan kita sangat mudah untuk berkontemplasi dan membuat resolusi besar, tetapi menjadi lemah jika harus ber-aksi. Oleh karena itu banyak orang pada setiap ganti tahun hanya tambah umur dan tambah tua tetapi tidak tumbuh menjadi besar,

Sebaiknya kita tidak malas dan takut untuk bertindak karena itu yang akan membuat perbedaan dalam pertumbuhan hidup kita, apakah kita akan hanya growing old atau kita bisa growing up.