Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Sabtu, 31 Oktober 2009

Belajar dari ikan KOI



Belajar dari ikan koi

Ikan Koi banyak disukai orang karena bentuk dan warnanya Indah dan berumur panjang .
Banyak macam ikan Koi tapi yg terkenal yang berwarna belang merah dengan sungut di mulutnya.

Di china ikan ini dipercaya bisa membawa rejeki .  Dalam mitosnya ikan Koi sangat gigih dan tidak mengenal lelah mengarungi sungai kuning di china, dan dipercaya karena kegigihamnya setelah berjuang mengarungi yellow river akhir nya ikan ini diberkahi dewa dan bisa berubah jadi naga .

Kegigihan kerja ini mengilhami kita,  saat ini kebanyakan orang lebih senang mencapai hasil yang cepat tanpa harus bersusah payah  . Akibatnya segala upaya diterjang , kalau perlu berbuat curang dan korupsipun tidak terlarang.
Sebenarnya , kalau bercermin dari ikan koi, segala kecurangan dan korupsi bisa dihindarkan jika kita berpegang pada prinsip  bahwa,  hasil yang baik hanya terjadi karena proses kerja yang baik.

Pada suatu saat saya disuruh menilai mana yang lebih baik, orang yang tidak berhasil tetapi sudah melakukan kerja keras yang benar, atau orang yang berhasil tetapi tidak tahu kerjanya bagaimana.
Menurut saya untuk kedepan orang pertama yang akan lebih banyak berhasilnya, meskipun saat ini gagal, tetapi dengan kerja keras dan proses yang benar maka keberhasilan itu hanya tinggal menunggu waktu.
Sebaliknya orang yang berhasil karena tidak jelas sebabnya, maka tinggal tunggu waktu saja kegagalan akan segera menimpa dan dia tidak tahu bagaimana mengatasi kegagalan itu.

Jadi kembali ke Ikan Koi, jika ingin jadi Naga berjuanglah gigih dengan terus berusaha tanpa mengenal lelah, pasti keberhasilan yang hakiki akan tergapai.
Jika memotong jalan atau berbuat curang mungkin bisa dapat keberhasilan, tetapi pasti tidak bertahan lama dan akan berbuah kehancuran di ujungnya.
sebaiknya kita ikuti pepatah usang tetapi masih tetap bermakna : tidak akan ada hasil tanpa keluar keringat atau berakit-rakit kehulu, berenang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian....

Mawas diri 20 oktober 2009

"Job" dari Tuhan





"Job" dari Tuhan, Belajar dari Sinetron
Banyak orang yang sinis pada sinetron yang ada saat in. Sinetron dianggap tidak membumi dan tidak mendidik. Namun diantara sekian banyak sinetron terselip satu sinetron , yang menurut saya, cukup mendidik dan saya banyak mendapat insight positif dari sinetron itu, Judulnya: Para Pencari Tuhan 3 (karya Deddy Mizwar, diputar saat puasa ramadhan 2009)

Diceritakan ada tokoh kaya yang cenderung pelit bernama H.Jalal, karena dia orang yang punya duit di desa itu maka setiap ada masalah keuangan selalu minta bantuannya. Setiap kali membantu dia selalu mengeluh karena sebagian harta yang dia kumpulkan harus berkurang. Sampai suatu saat ustadz di desa itu memberikan pencerahan bahwa kalau ada orang yang minta bantuan berarti itu adalah tawaran kerja atau Job dari Tuhan. Seperti layaknya tawaran kerja , kalau dijalankan pasti akan ada imbalan dari Tuhan yang jumlahnya pasti besar. Kalau H.Jalal tidak mau membantu orang lain berarti dia telah menampik tawaran Job dari Tuhan dan melewatkan hadiah dari Tuhan
Sejak pencerahan itu maka jika ada orang yang minta bantuan selalu akan diberikan dengan riang hati, bahkan jika lama tidak ada orang yang minta bantuan dia menjadi sedih karena merasa tidak ada tawaran pekerjaan(JOB) dari Tuhan untuk memakmurkan dirinya.

Cuplikan cerita ini merubah Mind-set tentang sedekah. Dulu kalau mau bersedekah atau membantu orang selalu melihat uang yang ada, kalau uang banyak dan ada sisa baru mau sedekah . tapi kalau uang menipis tidak .
Demikian juga kalau mau menolong orang , dilihat dulu apa uangnya cukup, jadi selalu melihatnya ke keperluan sendiri yang diutamakan. Tetapi dengan pengertian bahwa membantu orang itu adalah Job dari Tuhan maka berapapun uang yang ada tidak dipikirkan lagi ,yang penting bisa menjalankan JOB-Nya. Dengan demikian berarti kita telah berbakti pada Tuhan dan Tuhan akan menjamin kesejahteraan umatnya yang berbakti .

Dengan logika ini saya mulai mengerti mengapa salah satu Ustadz Muda menganjurkan kalau mau sukses bersedekahlah, kalau perlu berhutanglah untuk bersedekah guna mencapai kesuksesan. Kalau untuk urusan bisnis dunia yang keberhasilannya tidak terjamin saja berani berhutang mengapa untuk bersedekah yang dijamin balasannya oleh Tuhan tidak berani hutang.
Tantangan ini memang cukup kontroversial dan banyak pro-kontranya, menurut hemat saya dari pada berhutang lebih baik carilah rejeki sebanyak-banyaknya agar kita bisa bersedekah yang banyak pula. Sehingga terjadi spiral rejeki dan sedekah yang saling menambahkan dan terus berputar keatas mencapai kebahagiaan dunia akhirat.

Mawas diri 28 Sept 09

Selasa, 20 Oktober 2009

managing the expectation



Managing the Expectation




Pada Hari kemerdekaan 17 Agustus 09 yang lalu , saya pulang ke Tegal dari Jakarta,  biasanya jarak itu ditempuh 5-6 Jam, tetapi diluar dugaan perlu waktu 9 Jam dari Jakarta ke Tegal.
Beberapa minggu kemudian kembali saya ke Tegal untuk mudik lebaran dan waktu tempuh yang diperlukan mencapai 20 jam !!.
Tetapi yang aneh pada perjalanan mudik itu meski waktu tempuhnya lebih lama, sampai 20 jam, namun perasaan ”kesal dan kecewanya”nya tidak sebesar saat pulang pada hari kemerdekaan.

Saya coba menanyakan ke diri sendiri, apa yang menyebabkan hal itu. Jelas secara absolut waktu tempuh saat mudik jauh lebih lama dibandingkan  dengan saat hari kemerdekaan, tetapi mengapa kekesalan hati tidak berbanding lurus dengan lamanya waktu tempuh?
Mungkin yang bisa menjelaskan hal ini adalah bedanya harapan (Expectation) waktu tempuh saat hari Kemerdekaan dan Mudik lebaran.

Saat Hari Kemerdekaan, dalam hati sudah berharap jalanan sepi sehingga waktu tempuh yang diharapkan hanya 5-6 jam,  pada kenyataannya dibutuhkan 9 jam atau satu setengah kali lebih lama dari waktu yang diharapkan. Ini membuat hati sangat kecewa karena yang terjadi jauh dari yang diharap.
Sebaliknya saat mudik sudah terpikir akan terjadi kemacetan panjang yang berdasarkan pengalaman tahun lalu bisa mencapai 21 jam, oleh karena itu ketika kenyataannya perlu waktu ”hanya” 20 jam, maka hati tidak terlalu kesal dan kecewa karena kenyataan tidak jauh berbeda dari yang diharapkan.

Paparan ini menunjukan kepuasan seseorang tidak absolut ditentukan dari realitas yang terjadi dalam kehidupan, tetapi lebih ditentukan oleh kesesuaian antara harapan dan kenyataan.
Prestasi yang sama pada suatu saat sudah sangat memuaskan tapi pada situasi lain bisa menjadi tidak memuaskan.
Oleh karena itu untuk mengukir keberhasilan, selain harus berbuat sebaik mungkin kita juga harus bisa mengetahui dan pandai ”me-manage” harapan dari ”customer” atau harapan dari diri kita sendiri.

Dengan kata lain, kekecewaan dan kepuasan hati sebenarnya tidak seratus persen tergantung dari kejadian diluar. Tetapi kita juga bisa mengontrol kekecewaan dan kepuasan jiwa kita sendiri dengan memanage Harapan yang ada didalam diri kita.
Kadang kita bisa menggantungkan harapan setinggi langit tapi kadang kita juga harus mau tidak berharap banyak, sehingga hidup menjadi lebih indah dan berwarna.

Hari ini SBY-Boediono dilantik jadi Presiden RI 2009-2014, kita banyak menggantungkan harapan kepada Presiden dan wapres  yang baru, namun sebaiknya harapannya dibuat membumi sehingga kita tidak kecewa karena terlalu tinggi harapan, ataupun sebaliknya.

Semoga Pak SBY dan Pak Boediono biasa berprestasi baik sekaligus bisa ”me-manage ” Ekspektasi rakyat, sehingga semua bisa berhasil dan terpuaskan, amin


Jakarta 20 Oktober 09