Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Minggu, 31 Januari 2010

Wisdom

Dalam MahaBharata dikisahkan , karena suatu hal, PENDAWA harus dihukum dan dibuang selama 12 tahun, kemudian hukuman ditambah lagi 1 tahun harus menyamar, kalau sampai terbuka penyamarannya maka hukuman buang akan diulangi dari awal lagi. Hukuman tambahan ini hasil akal licik Kurawa untuk mencegah agar Pandawa tidak balik memerintah Kerajaan Hastina lagi.

Setelah 12 tahun dalam pembuangan, Pendawa memasuki tahun akhir hukumannya, yakni harus menyamar, agar tidak dikenali.
Diputuskan Pendawa akan tinggal di kerajaan Wirata tetangga Hastina. Arjuna menyamar menjadi kusir kuda bernama Wrahatnala, beruntung Wrahatnala bisa bekerja sebagai kusir/kais anak raja Wirata.

Di hari-hari akhir penyamarannya, tiba tiba ada kabar Kurawa berniat mencaplok Wirata menjadi jajahannya, untuk itu Kurawa telah mengirim pasukan guna menaklukan wirata yang dipimpin panglima andalannya : Dorna dan Adipati Karna.

Mendengar hal ini Wirata Panik, karena tahu kesaktian Durna dan Adipati Karna susah ditandingi. Putra Mahkota Wirata yaitu Pangeran Utara, yang dikusiri wrahatnala (samaran dari Arjuna) terlihat ragu, apakah mampu menghadapi panglima kurawa ini, dan ia memutuskan untuk lari saja.

Arjuna dalam hati dia tidak rela Kerajaan Wirata harus takluk ke Kurawa karena merasa itu tidak adil, namun kalau dia membantu pasti penyamarannya akan terbuka, artinya dia dan saudara-saudaranya harus di buang 12 tahun lagi . Bimbanglah hati Arjuna, namun nurani keadilannya lebih dia utamakan, akhirnya ia putuskan membela Pangeran Utara dan Kerajaan Wirata, meski taruhannya dia harus mengorbankan penyamarannya.

Dalam Peperangan akhirnya Kerajaan Wirata dengan bantuan Arjuna bisa menghalau Durna dan Adipati Karna.
Pada saat perang tanding menggunakan Panah, Durna dan Karna sempat terkejut ketika ada orang Wirata yg bisa menandingi dan mengunggulinya, dilihat cara memanahnya mereka berdua yakin dan tahu orng yang membantu Wirata adalah Arjuna.
Disini Dorna dan Adipati Karna bingung , apakah akan melaporkan bahwa penyamaran Arjuna telah diketahui kepada raja Kurawa, atau diam saja seakan akan tidak tahu apa yang terjadi.
Mereka memutuskan untuk tidak lapor ke Kurawa, dengan demikian penyamaran Arjuna tetap terjaga karena mereka tahu makin lama Arjuna dan Pendawa dibuang makin lama pula rakyat Hastina sengsara karena harus dipimpin Kurawa yg penuh angkara dan ketamakan.



Dalam Mahabharata, Dorna dikenal sebagai tokoh yg kurang baik tetapi saat untuk keadilan dan kepentingan yg lebih besar ternyata masih mempunyai Wisdom dalam nuraninya.

Arjuna, Adipati Karna dan bahkan Dorna mencontohkan kapan kita harus berani berkorban bahkan "sedikit berbohong" demi untuk keadilan dan kebenaran yang lebih besar.
Jangan sebaliknya, kita seakan mengagungkan "kejujuran" atau "kesucian" tetapi yang sebenarnya hanyalah ingin meninggikan ego, kemunafikan , kesombongan dan kepentingan sendiri tanpa mempedulikan kepentingan orang banyak.

Wisdom inilah yang membedakan orang yang matang dengan orang yang masih kekanak-kanakan.
Wisdom inilah yang membedakan pemimpin dengan orang yang mengaku bisa memimpin.
Dan Wisdom ini pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, karena satu-satunya kemampuan yang diberikan Tuhan kepada manusia dan tidak kepada makhluk lainnya adalah WISDOM.

Oleh karena itu Tuhan akan "tersenyum" dan memberkahi jika makin banyak pemimpin, negarawan, politikus, pengusaha, seniman, ilmuwan, mahasiswa, pedagang, pengamen dan lain lainnya, yang mau menggunakan Wisdom-nya.

Renungan, 31 Januari 2010

Selasa, 12 Januari 2010

Memimpin tanpa Kedudukan


Dalam pewayangan dikenal tokoh yang bernama Bisma, ia anak tunggal Raja Hastina yang sudah ditinggalkan ibunya. Sebagai anak tunggal Bisma adalah penerus dan pewaris sah Kerajaan Hastina.


Suatu Hari yang Ayah yang sudah lama ditinggalkan ibunya, jatuh cinta pada Dewi Setyawati, sayangnya sang Dewi hanya mau dinikahi kalau kelak anaknya yang menjadi raja di Hastina .Tentu saja ini tidak mungkin dipenuhi karena sudah ada calon pengganti raja yaitu anaknya Bisma, memikirkan hal ini akhirnya sang Raja Jatuh sakit.  


Bisma coba menanyakan ke Ayahnya apa yang membuatnya sakit, setelah mengetahui permasalahannya, Bisma kemudian mendatangi Dewi Setyawati untuk memintanya  menjadi permaisuri ayahnya, dia berjanji tidak akan mau diangkat jadi Raja dan menjamin Anak Setyawati-lah yang akan naik jadi Raja. Mendengar Sumpah dan Janji Bisma Setyawati belum puas, “Kamu mungkin bisa memegang janji, tetapi bagaimana dengan anak-anakmu, pasti kelak akan menuntut”.


Mendengar hal ini Bisma menarik Nafas panjang , “Baiklah untuk meyakinkan Dewi, saya bersumpah dihadapan dewata untuk tidak kawin dan punya anak seumur hidup saya....” .Mendengar hal itu barulah Dewi Setyawati mau menikah dengan Raja Hastina.

Bisma teguh memegang Janji dan sumpahnya , sehingga yang menjadi raja adalah keturunan Setyawati. Sedang kan dia hanya menjadi pendamping raja-raja itu.


Namun dalam perjalanan waktu, meski tidak menjadi raja, Bisma tetap dihormati bak Raja. Ini semua karena sikap kedewasaan, kebijakan dan integritas Bisma. Sehingga terkadang dalam masa-masa sulit rakyat lebih percaya pada Bisma dibanding Rajanya sendiri.


Secara sadar rakyat  Hastina menganggap BISMA sebagai PEMIMPIN-nya, meski tanpa kedudukan sebagai raja.

Dalam pewayangan ,Pemimpin diharapkan mempunyai 5 sifat alam, yakni Matahari, Bintang, Bulan, Air dan Api.


MATAHARI : Pemimpin harus bisa memberikan semangat pada orang lain sehingga termotivasi untuk mencapai tujuannya, seperti Matahari yang menebarkan panas untuk kehidupan Manusia.

BINTANG : Pemimpin harus bisa menunjukkan arah yang benar pada orang lain seperti Bintang yang tak pernah salah menunjukkan mana utara dan  mana selatan.

BULAN : Pemimpin harus bisa menerangi dan mencerahkan orang–orang yang dalam kegelapan ibarat Bulan yang selalu muncul menerangi gelapnya malam

AIR : Pemimpin harus bisa flexibel dan menyesuaikan diri seperti air yang bisa masuk kemana-mana tanpa harus kehilangan bentuk aslinya

API : Pemimpin harus tegas seperti Api yang tidak ragu membakar hal-hal yang kurang baik demi kebenaran dan kesejahteraan umum


BISMA termasuk orang yang mempunyai sifat-sifat diatas, maka tidak peduli ia punya kedudukan  atau tidak, tetap diakui sebagai pemimpin.

Kalau disimpulkan maka pemimpin yang baik tercipta  bukan karena kedudukannya tetapi dikarenakan tindakannya.


Sebenarnya orang yang bisa memimpin tanpa menggunakan Kedudukan adalah “pemimpin sejati”. Ia tidak akan pernah takut kehilangan kedudukan atau jabatannya karena memang bukan itu sumber kepemimpinannya.

Pemimpin seperti ini tidak pernah mengenal “post-power syndrome” dan selalu berani menyuarakan kejujuran dan kebenaran, karena tidak terbebani oleh kepentingan  untuk mempertahankan  kedudukannya.


Januari 12 ,2010

Minggu, 10 Januari 2010

TUMBUH

Di Blora ada pohon jati besar yang umurnya hampir seratus tahun, di China saya pernah lihat pohon Ginko-biloba yang berumur ratusan tahun, bahkan pohon Sequoia yang dinamai “General Sherman” yang tumbuh di California bisa berumur sampai 2200 tahun dengan tinggi 83 meter dan berat kayunya 6000 ton!
Mengapa pohon-pohon ini bisa berumur panjang dan menjadi sangat besar?.. jawabnya sederhana, karena mereka selalu tumbuh.
Ini cermin bagi kita, jika perusahaan , manusia atau apa saja ingin berumur panjang dan menjadi besar maka berusahalah untuk selalu tumbuh,


Tumbuh dapat diartikan sebagai “tambah” . Setiap tahun selalu kita bertambah, paling tidak tanpa usaha apa-apa kita akan tambah umur dan tambah tua. Tetapi kalau hanya tambah umur saja, sebenarnya kita rugi karena melewatkan kesempatan untuk tumbuh menjadi besar.

Kita akan berumur panjang dan sekaligus bertambah “besar” jika setiap pergantian tahun bisa menumbuhkan dan menambah kemampuan kita, hasil kerja kita, kegunaan kita dan kebijaksanaan kita. Seperti pohon, dengan akarnya yang tak henti-hentinya menyerap makanan mengolahnya di daun agar selalu tumbuh dahan dan ranting yang baru untuk membuatnya menjadi semakin besar dan besar.

Ada 3 kata kunci yang membuat kita bertahan hidup dan tumbuh menjadi besar yakni kontemplasi, resolusi dan aksi.

Awalnya setiap akhir tahun kita ber kontemplasi ,melihat kebelakang apa yang sudah dilkukan apa yang belum dilakukan, keberhasilan dan kegagalan apa yang telah terjadi, semua direnungkan dan diendapkan.
Selanjutnya dengan melihat ke depan kita berencana apa yang akan kita lakukan agar yang belum dilakukan akan kita laksanakan, yang gagal akan kita perbaiki dan yang berhasil akan dipertahankan bahkan ditambah, itulah Resolusi
Yang paling penting agar pertumbuhan terjadi adalah langkah ketiga : AKSI, tanpa Aksi atau tindakan maka renungan dan resolusi hanya akan menjadi impian saja tanpa wujud nyata.
Kebanyakan kita sangat mudah untuk berkontemplasi dan membuat resolusi besar, tetapi menjadi lemah jika harus ber-aksi. Oleh karena itu banyak orang pada setiap ganti tahun hanya tambah umur dan tambah tua tetapi tidak tumbuh menjadi besar,

Sebaiknya kita tidak malas dan takut untuk bertindak karena itu yang akan membuat perbedaan dalam pertumbuhan hidup kita, apakah kita akan hanya growing old atau kita bisa growing up.