Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Jumat, 29 Juli 2011

Kekuatan dalam kekurangan

Seringkali kita terobsesi mencari kesempurnaan. Seorang pemimpin sering berharap untuk mendapatkan anggota team yang semuanya pandai, ulet, jujur , pokoknya tanpa cela dan kekurangan. Namun kita sering lupa bahwa di dunia ini jarang sekali, atau bahkan tidak ada orang yang sempurna , tanpa cela dan kekurangan. Kenyataannya setiap orang selalu punya kelebihan dan kekurangan.



Alam menunjukkan bahwa menggabungkan semua yang kuat dan hebat tidak selalu berakhir sukses. Team sepakbola yang banyak sekali pemain bintangnya, seringkali justru tidak menang, karena masing-masing hanya ingin menunjukkan kebolehannya, sehingga goal tidak terjadi.


Jika kita selalu meminggirkan orang yang dianggap kurang, maka kita tidak akan pernah dapat anggota team yang lengkap. Pemimpin yang baik selalu bisa membentuk team yang anggotanya bisa saling melengkapi dan menutupi setiap kekurangan yang ada.

Cerita dari Cina , yang saya dapat dari saudara saya, di bawah ini sangat inspiratif , menunjukkan bahwa kekurangan tidak selalu menjadi kelemahan, jika dimanfaatkan dengan benar akan menjadi kekuatan dan keindahan yang tak terduga.


Seorang Ibu di Cina yang sudah tua memiliki 2 buah tempayan yang digunakan untuk mencari air, yg dipikul di pundak dengann menggunakan sebatang bambu.Salah satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya tanpa cela & selalu memuat air hingga penuh.Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal 1/2.

Selama 2 tahun hal ini berlangsung setiap hari, dimana ibu itu membawa pulang air hanya 1+ 1/2 tempayan. Tentunya si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun tempayan yag retak merasa malu akan kekurangannya, & sedih, sebab hanya bisa memenuhi 1/2 dari kewajibannya.


Setelah 2 tahun yang dianggapnya sebagai kegagalan, akhirnya dia berbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. "Aku malu, sebab Air . Selalu bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."


Ibu itu tersenyum, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui, namun tidak ada di jalur yg satunya? Aku sudah tahu kekuranganmu, jadi aku menabur benih bunga di jalurmu & setiap hari dlm perjalanan pulang kau menyirami benih2 itu. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga2 cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak se indah ini, sebab tidak ada bunga."


Kita semua mempunyai kekurangan masing2, namun keretakan & kekurangan itulah yg menjadikan hidup kita bersama menyenangkan & memuaskan. Kita hrs menerima setiap orang apa adanya, & mencari yg terbaik dlm diri mereka.


Pengembangan diri, 29 juli 2011

Rabu, 13 Juli 2011

Kecepatan dan Kehati-hatian

Dalam keseharian kita sering mendengar ungkapan, wah ,dialah pemimpin yang berani karena cepat dan cekatan dalam mengambil keputusan. Atau dimasa yang yang lain orang menyebutkan si “Anu” itu adalah pemimpin yang bijak, semua keputusan dipertimbangkan dengan masak dan hati-hati, tidak serba keburu-buru.

Untuk mengambil keputusan kita sering menghadapi dilema untuk memilih kecepatan atau kehati-hatian. Apapun yang kita pilih, baik “kecepatan” atau “kehati-hatian”, selalu ada pro dan kontranya. Pada akhirnya  yang membuat keputusan itu dihargai adalah hasil dan dampak dari keputusan itu, bukan dari lama atau cepatnya.

Hasil keputusan yang baik dan bermanfaat jika diambil dengan cepat akan dipuji , dan biasanya juga tidak akan dicerca jika butuh waktu lama dalam memutuskan (dianggap sebagai pemimpin yang penuh ke-hati-hatian dan penuh pertimbangan).
Sebaliknya jika hasil keputusan itu buruk, maka baik cepat atau hati-hati akan tetap dihujat. Kalau cepat dianggap “grusah-grusuh” tanpa pertimbangan, apalagi kalau lambat akan dianggap sebagai pemimpin yang peragu dan tidak becus.

Fakta tersebut menjadi panduan kita dalam menentukan keputusan, jangan tersandera harus cepat atau hati-hati, yang penting yakinkan keputusan itu bermanfaat bagi orang banyak, meskipun tidak bisa memuaskan semua orang.

Jangan takut memutuskan, karena kata orang bijak, sejelek apapun keputusan yang diambil masih jauh lebih baik daripada tidak mengambil keputusan sama sekali.
Orang masih bisa belajar dari keputusan yang salah, untuk bahan koreksi dan perbaikan di masa mendatang, tetapi kalau tidak memutuskan berarti membuat masalah menjadi lebih besar dan membuang waktu sia-sia.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berani mengambil keputusan dengan hati-hati, namun Pemimpin yang terbaik adalah adalah Pemimpin yang selalu mengambil keputusan dengan hati.

13 Juli 2011

Ketupat atau Kupat


Menjelang bulan Ramadhan seperti ini, membuat kita teringat kembali dengan ritual-ritual yang berhubungan dengan puasa, seperti “nyekar”, “bersih diri”, “menahan lapar dan hawa nafsu”, dan akhirnya “ber-maaf-maafan” sambil merayakan lebaran...
Dalam semua ritual itu , khususnya di hari Lebaran,  akan selalu hadir satu makanan khas yaitu Ketupat atau Kupat, makanan dari beras yang dibuat seperti “lontong” tapi dibungkus dengan daun kelapa (janur) berbentuk segi empat. Oleh karena itu ketupat atau kupat tidak bisa dipisahkan dari angka “empat”.

Pagi ini saya sempat mendengar “khotbah” Pak Machfud MD (Ketua MK) tentang Kupat. Menurut beliau Kupat itu ada “arti tersendiri” yang berhubungan dengan hari Lebaran atau Iedul Fitri.
KUPAT itu akronim dari “laKU paPAT” atau empat tindakan utama yang terkait dengan Puasa dan lebaran. Ke-empat tindakan atau Laku papat tersebut adalah “Lebar, Lebur, Luber dan Labur”.

“Lebar” atau bubar arti nya pada hari iedul fitri selesailah puasa kita, sehingga hari Iedul fitri  sering juga disebut sebagai hari raya Lebaran.
“Lebur” maknanya setelah menyelesaikan puasa maka dosa-dosa kita akan di-lebur atau dihapuskan.
“Luber”, dengan leburnya semua dosa kita maka kita akan Luber dengan segala pahala dan rahmat dari Alloh SWT (luber arti harfiahnya : melimpah ruah)
Terakhir adalah “Labur” , di daerah jawa timur labur artinya mengecat tembok dengan kapur agar menjadi putih kembali, dengan demikian “Labur’ disini maknanya kembali menjadi putih dan suci setelah puasa ramadhan.

Semoga pada ramadhan ini kita kembali dapat menikmati “KUPAT” lebaran lengkap dengan ke-empat maknanya “LEBAR, LEBUR, LUBER dan LABUR”.  Amin Ya Robbilalamin