Managing the Expectation
Beberapa minggu kemudian kembali saya ke Tegal untuk mudik lebaran dan waktu tempuh yang diperlukan mencapai 20 jam !!.
Tetapi yang aneh pada perjalanan mudik itu meski waktu tempuhnya lebih lama, sampai 20 jam, namun perasaan ”kesal dan kecewanya”nya tidak sebesar saat pulang pada hari kemerdekaan.
Saya coba menanyakan ke diri sendiri, apa yang menyebabkan hal itu. Jelas secara absolut waktu tempuh saat mudik jauh lebih lama dibandingkan dengan saat hari kemerdekaan, tetapi mengapa kekesalan hati tidak berbanding lurus dengan lamanya waktu tempuh?
Mungkin yang bisa menjelaskan hal ini adalah bedanya harapan (Expectation) waktu tempuh saat hari Kemerdekaan dan Mudik lebaran.
Saat Hari Kemerdekaan, dalam hati sudah berharap jalanan sepi sehingga waktu tempuh yang diharapkan hanya 5-6 jam, pada kenyataannya dibutuhkan 9 jam atau satu setengah kali lebih lama dari waktu yang diharapkan. Ini membuat hati sangat kecewa karena yang terjadi jauh dari yang diharap.
Sebaliknya saat mudik sudah terpikir akan terjadi kemacetan panjang yang berdasarkan pengalaman tahun lalu bisa mencapai 21 jam, oleh karena itu ketika kenyataannya perlu waktu ”hanya” 20 jam, maka hati tidak terlalu kesal dan kecewa karena kenyataan tidak jauh berbeda dari yang diharapkan.
Paparan ini menunjukan kepuasan seseorang tidak absolut ditentukan dari realitas yang terjadi dalam kehidupan, tetapi lebih ditentukan oleh kesesuaian antara harapan dan kenyataan.
Prestasi yang sama pada suatu saat sudah sangat memuaskan tapi pada situasi lain bisa menjadi tidak memuaskan.
Oleh karena itu untuk mengukir keberhasilan, selain harus berbuat sebaik mungkin kita juga harus bisa mengetahui dan pandai ”me-manage” harapan dari ”customer” atau harapan dari diri kita sendiri.
Dengan kata lain, kekecewaan dan kepuasan hati sebenarnya tidak seratus persen tergantung dari kejadian diluar. Tetapi kita juga bisa mengontrol kekecewaan dan kepuasan jiwa kita sendiri dengan memanage Harapan yang ada didalam diri kita.
Kadang kita bisa menggantungkan harapan setinggi langit tapi kadang kita juga harus mau tidak berharap banyak, sehingga hidup menjadi lebih indah dan berwarna.
Hari ini SBY-Boediono dilantik jadi Presiden RI 2009-2014, kita banyak menggantungkan harapan kepada Presiden dan wapres yang baru, namun sebaiknya harapannya dibuat membumi sehingga kita tidak kecewa karena terlalu tinggi harapan, ataupun sebaliknya.
Semoga Pak SBY dan Pak Boediono biasa berprestasi baik sekaligus bisa ”me-manage ” Ekspektasi rakyat, sehingga semua bisa berhasil dan terpuaskan, amin
Jakarta 20 Oktober 09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar