Salam dari Saya

Foto saya
Terima kasih telah mengunjungi Blog saya. Hal penting dalam hidup,bahwa manusia harus terus berkembang dalam segala hal agar bisa berhasil dan selalu mawas diri. Oleh karena itu kami buat blog ini untuk berbagi tanpa harus menggurui. Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, dan akan menjadi lebih baik bila mau saling mengisi dan berbagi.

Senin, 14 September 2009

Marah yang "Baik"


Marah yang "baik"
Kesabaran dan Kemarahan sering dipertentangkan. Sabar diposisikan sebagai kutub kebaikan sedangkan marah ada dikutub keburukan. Padahal dalam kenyataan kesabaran dan kemarahan bisa sama-sama baiknya.
Memang orang yang selalu marah tidak baik tapi demikian pula orang yang selalu sabar dan tidak pernah marah bukan otomatis menjadi orang baik. Bisa jadi orang terlihat sabar itu sebenarnya memendam kemarahan karena takut atau sungkan.
Marah sebenarnya merupakan salah satu ungkapan hati yang ada pada manusia seperti juga halnya menangis dan tertawa.
Jadi marah dan kemarahan bukanlah aib, hanya saja meski bukan aib perlu dijaga dan dikontrol. Jika kita marah yang tidak pada tempatnya bisa merusak diri kita sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Lalu Marah seperti apa yang dianggap baik ?. Kata orang bijak marah yang baik adalah marah yang tidak karena emosi, tetapi marah yang terkontrol karena ingin menegur sesuatu yang salah.
Dari  luar marah yang emosional dan yang terkontrol kadang sukar dibedakan, tetapi bagi yang marah ada tanda untuk membedakannya. Yakni Jika setelah marah perasaan anda terasa puas dan hati lega, berarti marah anda itu emosional !!!
Marah yang emosional sebaiknya  dihindari  karena pada keadaan ini anda yang dikontrol oleh amarah dan bukan sebaliknya, sehingga kata2 dan bahasa tubuh yang keluar tidak bisa dikendalikan dan berakibat tidak produktif.
Sedangkan marah yang terkontrol ditandai dengan emosi yang stabil. Kata-kata yang terlontar bisa diatur sesuai dengan tujuan marah dan yahng terpenting  bisa mengatur kapan marah itu harus dihentikan.
Untuk bisa menjalankan marah yang terkontrol kita harus bisa sabar mengendalikan emosi. Jika emosi kekesalan sedang tinggi jangan keluarkan amarah anda , lebih baik tarik nafas panjang berkali-kali dan cuci muka atau wudlu bagi yang muslim.
Pada kenyataannya marah yang terkontrol sangat efektif dan cepat untuk membetulkan kesalahan seseorang dibanding nasihat yang berpanjang lebar.
Namun meski efektif, gunakan marah hanya untuk schock therapy saja jangan dijadikan kebiasaan untuk membina orang.
Kemarahan yang terlalu sering justru akan mengurangi keampuhanya dan pada akhirnya bukannya membuat orang menurut tetapi malah membuat mereka apatis terhadap kita.
Menurut hemat saya yang terbaik adalah adalah orang yang sabar tetapi bisa marah bila memang diperlukan.

2 komentar:

  1. Marah yang baik adalah marah yang mendidik
    marah yang mendidik ditandai dengan ketenangan hati ketika sedang marah sedangkan marah karena emosi ditandai dengan degupan jantung yang cenderung cepat

    BalasHapus
  2. Kedua-duanya bisa sangat melegakan bagi orang yang melakukan namun akibatnya akan sangat berbeda yang satu membangun dan yang satu menghancurkan

    BalasHapus