Menjelang bulan Ramadhan seperti ini, membuat kita teringat kembali dengan ritual-ritual yang berhubungan dengan puasa, seperti “nyekar”, “bersih diri”, “menahan lapar dan hawa nafsu”, dan akhirnya “ber-maaf-maafan” sambil merayakan lebaran...
Dalam semua ritual itu , khususnya di hari Lebaran, akan selalu hadir satu makanan khas yaitu Ketupat atau Kupat, makanan dari beras yang dibuat seperti “lontong” tapi dibungkus dengan daun kelapa (janur) berbentuk segi empat. Oleh karena itu ketupat atau kupat tidak bisa dipisahkan dari angka “empat”.
Pagi ini saya sempat mendengar “khotbah” Pak Machfud MD (Ketua MK) tentang Kupat. Menurut beliau Kupat itu ada “arti tersendiri” yang berhubungan dengan hari Lebaran atau Iedul Fitri.
KUPAT itu akronim dari “laKU paPAT” atau empat tindakan utama yang terkait dengan Puasa dan lebaran. Ke-empat tindakan atau Laku papat tersebut adalah “Lebar, Lebur, Luber dan Labur”.
“Lebar” atau bubar arti nya pada hari iedul fitri selesailah puasa kita, sehingga hari Iedul fitri sering juga disebut sebagai hari raya Lebaran.
“Lebur” maknanya setelah menyelesaikan puasa maka dosa-dosa kita akan di-lebur atau dihapuskan.
“Luber”, dengan leburnya semua dosa kita maka kita akan Luber dengan segala pahala dan rahmat dari Alloh SWT (luber arti harfiahnya : melimpah ruah)
Terakhir adalah “Labur” , di daerah jawa timur labur artinya mengecat tembok dengan kapur agar menjadi putih kembali, dengan demikian “Labur’ disini maknanya kembali menjadi putih dan suci setelah puasa ramadhan.
Semoga pada ramadhan ini kita kembali dapat menikmati “KUPAT” lebaran lengkap dengan ke-empat maknanya “LEBAR, LEBUR, LUBER dan LABUR”. Amin Ya Robbilalamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar